- Back to Home »
- Garis Besar Filsafat Seni
Posted by : Unknown
Senin, 10 Februari 2014
Assalamualaikum Wr,Wb
Sobat, kali ini saya sebagai admin mau kasih info seputar garis
besar filsafat seni nih..
Mari kita simak yuk !!
Kita mulai dari pengertian seni dulu deh, tau gak sih sebenernya
arti kata seni itu ??
Seni merupakan salah satu lembaga yang selalu menjadi titik tolak manusia untuk menemukan kebenaran. Lembaga lainnya selain seni yaitu agama dan ilmu pengetahuan.
Seni merupakan salah satu lembaga yang selalu menjadi titik tolak manusia untuk menemukan kebenaran. Lembaga lainnya selain seni yaitu agama dan ilmu pengetahuan.
Menurut Jakob Sumardjo (salah seorang pelopor kajian Filsafat
Indonesia), kebenaran bukanlah sesuatu yang ada dalam kesadaran kita sejak
lahir. Kesadaran terhadap kebenaran harus dicari oleh setiap manusia, manusia
yang memiliki tanggungjawab terhadap hidupnya dan hidup orang lain tentu
memerlukan kebenaran. Kebenaran terus dicari sampai seseorang menyatakan setuju
terhadap apa yang ditemukannya, (Jakob Sumardjo, 2000 : 3)
Filsafat :
Untuk menciptakan filsafat alatnya adalah nalar, logika
manusia yang bersifat spekulatif (bukan empiric), dan tak ada metode yang baku.
Tujuannya adalah mencapai kebenaran yang sifatnya mendasar dan menyeluruh dalam
system konseptual. Kegunaannya adalah kearifan hidup. Ciri-ciri lembaga
kebenaran filsafat adalah, konseptual, logis, universal, mendasar, menyeluruh,
mutlak, dan langgeng. Secara historis lembaga kebenaran ini telah dimulai sejak
zaman Yunani Kuno, India Kuno, Cina Kuno, dan dijumpai di berbagai pusat
peradaban purba manusia.
Seni :
Perasaan dan intuisi merupakan alat bagi seni dalam menemukan
kebenaran yang paling mendasar, universal dan abadi. Dasarnya adalah pengalaman
inderawi manusia yang bersifat subjektif, kebenaran pengalaman perasaan
intuitif manusia ini hanya dapat dihayati dan dirasakan, dalam penghayatan
itulah manusia menyentuh suatu kebenaran yang tak kuasa dijelaskan. Kualitas
perasaan tersebut harus dialami sendiri oleh manusianya sehingga ia mampu
menemukan kebenarannya. Oleh sebab itu Jakob Sumardjo menganggap bahwa seni
erat kaitannya dengan agama dalam hal kebenaran, sebab kehadiran sesuatu yang
transendental (bukan dari dunia ini yang dipercayai) dalam suatu kepercayaan
dapat ditemukan dalam seni. Seni tari, seni music, seni teater, seni sastra,
dan seni rupa erat kaitannya dengan manusia purba yang sering melakukan
upacara-upacara kepercayaan yang menghadirkan dunia gaib melalui peristiwa
kesenian. Hal tersebut terjadi karena seni bertujuan menciptakan suatu realitas
baru dari kenyataan pengalaman nyata. Bentuk seni itu sendiri adalah realitas
yang dihayati secara inderawi. Dengan demikian, kebenaran seni bersinggungan
dengan kebenaran empiris dan kebenaran ide. Dasarnya adalah pengalaman empiris
manusia, tetapi yang ditemukannya adalah realitas baru yang non-empiris.
Unsur – unsur Filsafat Seni :
Menurut Jakob Sumardjo (2000: 29), Filsafat seni yang merupakan
bagian dari estetika modern, tidak hanya mempersoalkan karya seni atau benda
seni (hasil atau produk), tetapi juga aktifitas manusia atas produk tersebut,
baik keterlibatannya dalam proses produksi maupun caranya mengevaluasi dan
menggunakan produk tersebut.
Ada tiga pokok persoalan filsafat seni, yakni seniman atau kreator
sebagai penghasil seni, karya seni atau benda seni, dan penikmat seni atau
apresiator. Antara seniman dan public seni muncul konteks budaya seni,
sedangkan dari unsure benda seni muncul persoalan nilai seni dan pengalaman
seni. Secara lebih lengkap akan dijelaskan berikutnya.
Seniman
Setiap karya seni muncul dari seorang seniman, apakah karya seni
itu berbobot, kurang berbobot, atau seni kelas bawah pasti muncul dari seorang
seniman. Beberapa persoalan yang sering muncul terkait seniman dengan karyanya
adalah kreatifitas dan ekspresi. Apakah yang dimaksud kreatifitas? Apa pula
yang dimaksud dengan ekspresi? Dan apa bedanya dengan refresentasi? Bagaimana
masalah gender dalam berkesenian? Apa bedanya seniman dengan pengrajin, tukang,
dan desainer? Bagaimana pribadi seniman tampak dalam karyanya yang menimbulkan
beragam gaya, dan aliran dalam seni?
Seniman menekankan pada aspek ekspresi, kreasi, orisinalitas,
intuisi, imajinasi, ide, konsep, keterampilan dan referensi.
Karya Seni/Benda Seni
Karya seni adalah hasil proses kreasi seniman berwujud visual dua
dimensi maupun tiga dimensi (Seni rupa, patung, lukis, desain, arsitektur),
wujud audio (music dan sastra), audio visual (Film, teater, seni tari) yang
dapat dinikmati atau diapresiasi melalui berbagai indra yang dimiliki oleh manusia.
Benda seni atau karya seni terkait erat dengan medium atau bahan yang digunakan
dalam menciptakan karya seni tersebut. Beberapa pertanyaan yang biasa muncul
terkait karya atau benda seni adalah apakah akrya seni merupakan peniruan
kenyataan (istilah Plato mimesis) atau merupakan ekspresi jiwa seniman.
Persoalan subjektifitas dalam seni (ekspresi) dan objektifitas (mimesis)
berlangsung di lingkungan penciptaan (seniman). Persoalan lainnya adalah seni
tinggi dan seni rendah, seni eksklusif dan seni pinggiran, istilah Sanento
Yuliman “seni rupa bawah dan seni rupa atas”
Karya seni atau benda seni menekankan pentingnya aspek bentuk,
material, struktur, symbol, dan estetika.
Publik Seni/Apresioator
Publik seni adalah masyarakat luas yang berasal dari latar
belakang social dan ekonomi berbeda. Publik seni penting sebab seni bukan hanya
masalah seniman dan karya seninya, melainkan bagaimana karya seni dapat
berkomunikasi atau berdialog dengan orang lain. Agar karya seni dapat berdialog
secara baik dengan masyarakatnya, maka diperlukan seorang curator atau kritikus
yang menjelaskan secara lebih obyektif tentang struktur estetika dan makna
sebuah karya seni.
Seorang seniman disebut seniman oleh masyarakatnya sebab status
yang diperjuangkannya. Walaupun tidak seluruh masyarakat dapat diklaim sebagai
public seni, namun sebagian besar masyarakat yang pernah dan berkeinginan
menikmati karya seni dapat menjadi bagian dari public seni. Publik seni
tertentu seperti kolektor dan para konsumen seni sangat berperan dalam
menentukan status dan kelas dari seorang seniman.
Publik seni menekankan pada aspek apresiasi, interpretasi,
evaluasi, konteks, pengalaman, pengetahuan, penghargaan, dan respon dari
public.
Pengertian Filsafat dan Seni :
Clive Bell, seorang filsuf seni klasik modern, seni adalah
significant form (bentuk bermakna), menurutnya, semua system estetik dimulai
dari pengalaman pribadi subjek tentang terjadinya emosi yang khas, ketika
sesoorang melihat karya seni (seni lukis), dalam dirinya akan timbul suatu
perasaan atau emosi yang khas, yang tidak sama dengan dengan perasaan
sehari-hari kita seperti marah, sedih, gembira, mulia, dll. Perasaan khas
tersebut disebut emosi estetik yang muncul dari penangkapan atas struktur
estetika karya seni.
Leo Tolstoi (1828-1910) Sastrawan Rusia terkemuka
Menurut Prof. Dr. Sudjoko, dalam bahasa jawa dikenal kata kagunan
atau pakaryan yang menunjuk pada kata seni.
Kamus Belanda-Melayu susunan Klinkert, seni alias kunst mempunyai
pengertian khidmat, ilmu, pengetahuan, kepandaian, dan ketukangan.
Seni sebagai ekspresi :
Sering kita mendengar istilah seni sebagai media ekspresi, apa
yang dimaksud dengan ekspresi ? serta bagaimana seorang seniman mengekspresikan
perasaannya dalam karya seni?. Ekspresi adalah sesuatu yang dikeluarkan,
seperti cairan gula yang dikeluarkan oleh tebu yang diperas, tindakan mengamuk
yang dilakukan sesoorang yang ditekan perasaan marah, atau sikap memeluk dan
membelai yang dikeluarkan oleh dua insan yang dilanda gejolak cinta.
Dalam seni, perasaan harus dikuasai terlebih dahulu sebelum
diekspresikan dalam wujud karya. Perasaan harus dijadikan objek, diatur,
dikelola, dan diendapkan sebelum diwujudkan atau diekspresikan dalam bentuk
karya seni.
Darimana sumber perasaan yang diekspresikan muncul? Perasaan
merupakan respon individu terhadap sesuatu diluar dirinya, yakni lingkungan
sekitarnya, persaan juga bersumber dari gagasan dan ide individu seorang
seniman. Untuk mengekspresikan perasaan tersebut diperlukan keterampilan
seniman dalam mengolah media untuk mewujudkan ekspresi tersebut secara lebih
sempurna, semakin tinggi keterampilan seniman maka semakin sempurna pula
kualitas perasaan yang diekspresikan tersebut, dan semakin tinggi kualitas
ekspresi perasaan akan menjadikan bobot karya seni yang dihasilkan juga semakin
tinggi.
Karya seni lahir karena ada seniman yang menghadirkan karya
tersebut.
Menurut Jacob Sumardjo (2000:79), Karya seni adalah kerja yang
serius, sama seriusnya dengan ilmuwan mencari kenyataan baru dari gejala alam.
Perlu ada kerja keras, pengamatan data, butuh ketajaman intuisi dalam melihat
kebenaran dibalik permukaan, perlu penguasaan tekni seni yang tinggi dan
cerdas, agar dapat menghasilkan karya seni yang yang berkualitas, baik mimesis
maupun imajinatif idealis. Cara memandang dunia boleh berbeda, cara mencari
kebenaran boleh berbeda, tetapi tetap dituntut adanya karya yang memberikan
sumbangan terhadap peningkatan kualitas hidup manusia.
Seni sebagai benda :
Dalam seni rupa, penggolongan seni secara umum dibagi dua, seni
murni (pure art/fine art) dan seni pakai (apllied Art). Pure Art atau seni
murni adalah seni yang diciptakan semata-mata untuk dinikmati estetika dan
keindahannya, misalnya lukisan, patung, seni grafis, seni pahat, seni music,
seni balet dan beragam seni lainnya yang dibuat tanpa adanya unsure fungsional
yang langsung berhubungan dengan fisik manusia. Jenis seni seperti ini pada
saman yunani romawi digolongkan sebagai seni halus atau istilah Sanento Yuliman
sebagai seni rupa atas. Menurut Jakob Sumardjo seni semacam ini digolongkan
sebagai seni besar (major art) sebab dianggap sebagai seni bagi kaum yang
merdeka. Para pencipta dari jenis seni inilah yang diklaim sebagai seniman.
Sedangkan applied art atau seni pakai adalah seni yang diciptakan
dengan tujuan agar memiliki fungsi secara langsung bagi kehidupan manusia,
disamping itu juga memiliki estetika sebagai penunjang. Sebagian karya Applied
art kemudian berkembang dengan istilah desain, dimana tuntutan kebutuhan
masyarakat atas jenis seni ini yang semakin tinggi sehingga aspek
komersialisasinya dapat memberi jaminan kesejahteraan yang lebih baik bagi para
kreatornya atau desainernya. Karya-karya seni applied art seperti mebel,
tapestry, batik, busana, kerajinan souvenir, keramik, kriya, desain interior,
desain produk, desain grafis, dan aneka desain lainnya. Para creator atau
pencipta seni ini lebih sering disebut sebagai tukang, pengrajin, atau
desainer.
Seni sebagai nilai :
Secara subjektif seni yang bernilai sangat relatif, tergantung
kecenderungan selera masing-masing penikmat. Sesoorang dari kampung atau desa
yang setiap hari mendengar music dangdut tentunya menganggap music dangdut
lebih bernilai dibanding music jazz atau music rock, atau menilai lukisan
pemandangan yang cantik dengan gunung, matahari, laut, dan pohon kelapa di
dalamnya jauh lebih bernilai dibanding lukisan ekspresionisnya Affandi, atau
lukisan surealisnya Salvador Dali. Demikian pula sebaliknya, ketika orang kota
dari kalangan ekonomi atas tentunya memiliki selera berbeda dalam memandang
sebuah karya seni yang bernilai tinggi dan karya seni bernilai rendah.
Nilai adalah esensi, pokok yang mendasar, yang akhirnya dapat
menjadi dasar-dasar normatife. Ini diperoleh lewat pemikiran murni secara
spekulatif atau lewat pendidikan nilai. Nilai sebagai esensi, dalam seni dapat
masuk ke dalam aspek intrinsik seni, yaitu struktur bentuk seni. Tetapi juga
dapat masuk dalam aspek ekstrinsiknya berupa nilai dasar agama, moral, social,
psikologi, dan politik.
Menurut Jacob sumardjo (2000:142) Seni adalah masalah nilai. Dan
nilai adalah masalah mendasar yang bias ditemukan dalam bidang etika
(kebaikan), kebenaran (logika), dan estetika (keindahan), disamping keadilan,
kebahagiaan, kegembiraan. Semua hal itu menyangkut subyejtifitas dan
objektifitas sekaligus, menyangkut hal-hal khusus dan universal, budaya
kontekstual dan esensi universal.
Nilai-nilai dasar dalam seni menurut Jacob Sumardjo
(2000:140)
Nilai penampilan (appearance), atau nilai wujud yang melahirkan
benda seni. Nilai ini terdiri dari nilai bentuk dan nilai struktur
Nilai isi (content), terdiri atas nilai pengetahuan, nilai rasa,
intuisi atau bawah sadar manusia, nilai gagasan, dan nilai pesan atau nilai
hidup (values) yang dapat terdiri atas nilai moral, nilai social, nilai religi,
dll.
Nilai pengungkapan (presentation) yang dapat menunjukkan adanya
bakat pribadi sesoorang, nilai keterampilan, dan nilai medium yang dipakainya.
Semua dasar-dasar nilai tersebut menyatu padu dalam wujud seni dan tak
terpisahkan, hanya dapat dibedakan bagi kepentingan analisis seni oleh para
kritikus.
Seni sebagai pengalaman :
Secara sederhana, pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami,
atau peristiwa yang telah dilalui dalam kurung waktu tertentu, dalam hal ini
suatu pengalaman memiliki awal dan akhir namun dapat menciptakan suatu kesatuan
yang utuh.
Pengalaman sangat besar peranannya dalam membentuk karakter dan
paradigm sesoorang dalam bersikap, bertindak maupun dalam mengapresiasi karya
seni. Dalam hal ini ada pepatah bijak mengatakan pengalaman adalah guru yang
terbaik (experience is the best teacher). Sebuah perusahaan periklanan lebih
menyukai desainer grafis yang berpengalaman dibanding desainer pemula, dan
sebagian besar lowongan kerja untuk perusahaan swasta selalu mencantumkan
kata-kata “diutamakan bagi yang berpengalaman dalam bidangnya”. Dalam memandang
karya seni yang sama bias menimbulkan beragam perbedaan disebabkan pengalaman
yang dimiliki para penanggap seni tersebut juga berbeda. Dalam hal seni,
asumsinya adalah semakin banyak pengalaman seni sesoorang maka kualitas
apresiasi terhadap karya senipun akan semakin tinggi, dan semakin kurang
pengalaman seninya maka kualitas apresiasinyapun cenderung lebih rendah. Yang
jelas seluruh manusia dapat dipastikan memiliki pengalaman seninya
masing-masing.
Dalam ilmu seni, pengalaman dengan benda seni dinamai pengalaman
seni atau pengalaman estetik atau respon estetik. Istilah ini biasanya
dibicarakan dalam hubungannya dengan penikmat seni. Pengalaman seni adalah
pengalaman yang dialami oleh penikmat seni atau penanggap seni. Seperti dalam
pengalaman sehari-hari, maka pengalaman seni juga merupakan suatu pengalaman
utuh yang melibatkan perasaan, pikiran, penginderaan, dan berbagai intuisi
manusia.
Terjadinya pengalaman seni terhadap sebuah benda seni sangat
bergantung pada penanggap seni tersebut. Pengalaman seni, atau seni itu
sendiri, sebenarnya ada dalam diri sipenanggap, bukan pada benda seni tersebut.
Seni terdapat dalam relung-relun jiwa setiap orang, jiwa seni setiap orang
terbangkitkan oleh rancangan benda seni. Oleh sebab itu seorang ahli estetetika
Beneditto Croce mengatakan bahwa benda seni itu tak ada, yang ada adalah
pengalaman seni yang terdapat dalam jiwa para penanggap seni. Dengan demikian,
pengalaman seni baru terjadi kalau penanggap aktif membangun atau menciptakan
sendiri pengalamannya terhadap benda seni.
Sekian dari saya sobat, semoga artikel ini bermanfaat dan bisa nambah
pengetahuan kalian ya..
Terimakasih ...^^